PR DEPOK - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman kembali mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti diketahui bersama, belakangan Jokowi menyampaikan pernyataan yang cukup memikat perhatian publik.
Jokowi meminta masyarakat dapat aktif dalam menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah, terutama soal peningkatan perbaikan pelayanan publik.
Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Kota Depok Kamis, 11 Februari 2021, Mulai Pukul 09.30 Hingga 16.00 WIB
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kesempatan Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020 pada Senin, 8 Februari 2021.
“Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan,” ucap Jokowi.
Melalui akun Twitter-nya, ia menjelaskan pendapatnya mengenai ajakan Jokowi tersebut.
Baca Juga: Antam Naik hingga UBS Turun, Berikut Daftar Harga Emas di Pegadaian Hari Kamis, 11 Februari 2021
Menurutnya, ketika masyarakat antusias untuk membubuhkan kritik terhadap pemerintah, mereka mendapat serangan dari para buzzer.
Selain itu, lanjut dia, sebagian pengkritik juga dapat dijerat pasal karet UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
“Ktk rakyat antusias kritik pemerintah mrk diserang buzzerRp n dijerat pasal karet UU ITE,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @msi_sohibuliman pada Kamis, 11 Februari 2021.
Ia menilai, meskipun tidak mengkritik pemerintah, masyarakat mulai takut menyatakan pendapatnya di ranah publik.
“Kini rakyat mulai takut nyatakan pendapat (blm tentu kritik pemerintah lho),” ucapnya.
Padahal, kata dia, Jokowi dan jajaran menterinya meminta masyarakat untuk lebih banyak memberikan kritik.
Baca Juga: Kemenkominfo Blokir TikTok e Cash, Kominfo Ambil Langkah Tegas Sebelum Banyak Pengguna Terjerat
“Rame2 pak @jokowi n mentri2 minta rakyat aktif beri masukan bahkan kritik pedas,” tuturnya.
Dengan demikian, Sohibul Iman menyayangkan hal tersebut dan memilih untuk bersikap pasif.
“Selisih arah terus. Pasif ah,” kata mantan Presiden PKS periode 2015-2020 itu.***