Presiden Jokowi Pimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan: ini Penting, Jangan Biarkan Api Membesar

22 Februari 2021, 17:37 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi.* /tangkapan layar youtube.com/ sekretariat presiden

PR DEPOK – Presiden Jokowi beserta sejumlah kepala daerah menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021, di Istana Negara, Jakarta, Senin, 22 Februari 2021.

Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan kepada kepala daerah maupun TNI dan Polri untuk tidak membiarkan api terlanjur membesar hingga menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam skala luas.

"Jangan biarkan api membesar, jangan terlambat sehingga sulit dikendalikan. Ini penting, jangan biarkan api membesar. jangan terlambat sehingga sulit dikendalikan," kata Presiden Jokowi, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Baca Juga: Geisz Chalifah Sebar Video Kondisi Tol JORR, Ferdinand: Faktanya Sore Baru Surut, Masih Berlumpur

Rapat tersebut dihadiri secara langsung oleh sejumlah kepala daerah yang daerahnya rawan terjadi karhutla, seperti Gubernur Riau Syamsuar, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmadji, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Bupati Siak, Bupati Ogan Komering Ilir, Bupati Sanggau Paolus Hadi, Bupati Pulau Pisau.

Selain itu, hadir pula Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjanjanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar serta para pejabat terkait lainnya yang hadir secara langsung maupun virtual.

Presiden Jokowi mengimbau agar kepala daerah dan pihak-pihak terkait untuk lebih tanggap merespon titik api.

Baca Juga: Bekerja Mulai Hari ini, Berikut Tugas 2 Tim Revisi UU ITE Bentukan Pemerintah

"Sehingga kita semuanya harus tanggap, gubernur, bupati, wali kota, pangdam, danrem, dandim, tanggap, kapolda, kapolres, tanggap, ini sebetulnya hanya respon yang cepat saja. Api kecil, siram rampung," ujar Presiden Jokowi.

Sementara itu, terjadi peningkatan jumlah titik panas indikasi awal karhutla yang terpantau di wilayah Provinsi Riau pada Senin, 22 Februari 2021.

Titik panas tersebut naik drastis menjadi 63 titik dari hanya 9 titik pada hari sebelumnya.

Baca Juga: Survei Menyebutkan Bahwa TNI Lembaga Negara Paling Dipercaya Publik Ungguli Presiden dan KPK

"Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang hanya sembilan titik panas, pada Senin pagi ini jumlahnya meningkat sangat tinggi," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Yasir Prayuna, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Berdasarkan pantauan BMKG Stasiun Pekanbaru, pada Senin pagi pukul 06.00 WIB, seluruhnya ada 126 titik panas indikasi awal karhutla di wilayah Sumatera dan 63 di antaranya ada di Provinsi Riau.

Di wilayah Provinsi Riau, titik panas indikasi awal karhutla terpantau di Kabupaten Bengkalis (18), Kabupaten Pelalawan (32), Kota Dumai (7), Kabupaten Rokan Hilir (4), Kabupaten Kepulauan Meranti (1), dan Kabupaten Indragiri Hilir (1).

Yasir mengemukakan, bahwa wilayah Provinsi Riau saat ini mulai memasuki musim kemarau pertama.

Hal ini berbeda dengan daerah lain di Pulau Jawa yang saat ini masih mengalami musim hujan.

"Riau punya karakteristik yang berbeda karena kebalikannya apabila di Jawa kondisi basah, maka di Riau kering. Sekarang Riau sedang musim kemarau yang pertama sampai bulan April," kata Yasir.

Menurutnya, suhu udara di Riau berkisar 32 sampai 33 derajat Celcius dan kelembabannya udaranya tergolong rendah sehingga udara terasa panas dan gerah.

"Sampai saat ini juga belum ada peluang akan hujan," tutur Yasir.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler