Jokowi Target Ekonomi di Kuartal II 2021 Tumbuh 7 Persen, Yan Harahap: Ngimpi Jangan Ketinggian, Ntar Nyungsep

17 April 2021, 14:24 WIB
Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap /instagram/@yanharahap.

PR DEPOK - Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap menanggapi proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 akan tumbuh sebesar 7 persen.

Menurutnya, kondisi negara ketika normal saja ekonomi ingin mencapai 5 persen sulit, apalagi dengan target pencapaian 7 persen.

Hal ini dilontarkan  Yang Harahap melalui satu cuitan di akun Twitter pribadinya @YanHarahap, pada Kamis, 15 April 2021 silam.

Baca Juga: Tegaskan Bela Cak Imin yang Hendak Dikudeta, Gus Umar: Demokrat Saja Dikudeta Moeldoko Saya Bela, Apalagi PKB

"Dalam kondisi normal saja, ekonomi untuk mencapai 5% sulit, apalagi 7%," ujar Yan Harahap, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Lebih lanjut, Yan Harahap mengatakan jika mimpi jangan sampai terlalu tinggi, jangan sampai dikeluarkan anggaran untuk buzzerRp.

"Ngimpi jangan ketinggian dulu lah, ntar nyungsep, keluar lagi anggaran untuk buzzerp buat ‘poles’," kata Yan Harahap mengakahiri cuitannya.

Cuitan politisi Partai Demokrat, Yan Harahap. Tangkapan layar Twitter/@YanHarahap.

Baca Juga: Bela Perawat yang Dianiaya di Palembang, Gus Umar: Semoga Pelaku Tak Dilepas dengan Minta Maaf dan Berdamai

Baca Juga: Haikal Hassan Puji Bangsa Arab Setinggi Langit, Husin: Rasis dan Intoleran, Jangan Dikasih Ruang Ceramah!

Sebelumnya, Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Hidayat Amir memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 7 persen sampai 8 persen pada kuartal II tahun ini.

Hidayat Amir mengatakan hal tersebut dalam webinar Indonesia Macroeconomic Update 2021 di Jakarta, pada Kamis, 15 April 2021.

“Kuartal II kami yakin kalau ritme dan tren perbaikan Covid-19 terus berlanjut maka pemulihan bisa diakselerasi ke pertumbuhan 7 persen sampai 8 persen,” kata Hidayat Amir.

Dikatakan Hidayat Amir bahwa proyeksi pertumbuhan di level tersebut dirasa masih realistis. Hal ini mengingat Indonesia pada kuartal II tahun lalu memiliki dasar yang rendah yakni minus 5,3 persen.

Baca Juga: Diduga Sindir Bima Arya Soal Kerahasiaan Rekam Medis, Dr. Eva: Kok Kepala Daerah Gini Aja Gak Ngerti Ya

Baca Juga: Gus Umar Bilang Gini Soal Bobby Nasution Mantu Jokowi Didemo Jurnalis: Baru Juga Beberapa Bulan Jadi Wali Kota

Baca Juga: Ferdinand Tetiba Sindir Kelompok Imigran yang Sok Jago Meski Diadopsi Jadi Warga Negara: Harus Tahu Diri!

Bukan hanya itu, ia pun menilai bahwa berbagai indikator pertumbuhan ekonomi juga terlihat mulai mengalami peningkatan.

Padahal sempat tertekan karena dampak pandemi yang luar biasa pada tahun lalu seperti penjualan semen dan kendaraan bermotor.

“Mudah-mudahan beberapa indikator yang muncul seperti penjualan semen dan kendaraan bermotor bisa menjadi leading indikator,” ujar Hidayat Amir.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @YanHarahap

Tags

Terkini

Terpopuler