Waspada Potensi Bencana, Hanya dalam Waktu Tiga Hari Tiga Gunung Meletus di Wilayah Indonesia

- 18 Januari 2021, 15:14 WIB
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang mengalami erupsi, Minggu, 17 Januari 2021.
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang mengalami erupsi, Minggu, 17 Januari 2021. /Antara

PR DEPOK – Aktivitas vulkanik di wilayah Indonesia tampaknya menunjukkan peningkatan di awal tahun ini.

Dalam waktu tiga hari berturut-turut, tiga gunung yang berada di wilayah Indonesia mengalami letusan atau erupsi.

Salah satu faktor yang menyebabkan fenomena alam ini terjadi, karena wilayah Indonesia berada dalam wilayah Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire.

Baca Juga: Kritik Prestasi DKI Jakarta Soal Kemacetan, Ferdinand Hutahaean: Dampak PSBB Bukan Kinerja Gubernur!

Cincin Api Pasifik adalah sabuk berbentuk seperti tapak kuda dengan panjang sekira 40.000 km dan lebarnya mencapai sekira 500 km. 

Cincin Api Pasifik ini membentang mulai dari wilayah pantai Pasifik di Amerika Selatan, melalui wilayah Amerika Utara, kepulauan Jepang, kepulauan Nusantara (termasuk Filipina dan Indonesia), hingga ke wilayah Papua Oceania, dan berakhir di Selandia Baru.

Erupsi pertama terjadi di wilayah Indonesia dalam kurun waktu tiga hari berturut-turut dimulai ketika Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu, 16 Januari 2021.  

Baca Juga: Warga Mamuju Marah Dimintai KK Saat Ambil Bantuan, HNW: Jangan Ditambah Menderita dengan Aturan Aneh

Kemudian disusul oleh Gunung Sinabung pada Minggu, 17 Januari 2021, serta yang baru terjadi, yakni Gunung Merapi, Senin, 18 Januari 2021.

Semeru  (Erupsi 16 Januari 2021)

Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu, 16 Januari 2021 petang sekira pukul 17.24 WIB.

Gunung Semeru erupsi dan meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km ke arah Besuk Kobokan.

Baca Juga: Sebut Kalsel Banjir karena Hutannya Jadi Kebun Kelapa Sawit, Gus Umar: Cek Siapa Saja Pemiliknya

Aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500-1.000 meter dari Kawah Jongring Seloko ke arah Besuk Kobokan.

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat PVMBG, Nia Haerani menjelaskan, pihaknya merekam gempa disertai awan panas guguran dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi durasi 4287 detik.

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada level II (waspada)," ujar Nia, seperti dikutip Pikrianrakyat-depok.com dari Antara.

Baca Juga: Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Semburkan Kolom Abu Setinggi 2.960 meter pada Minggu Petang

Dengan status tersebut, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Sinabung ( Erupsi 17 Januari 2021)

Gunung Sinabung kembali mengalami erupsi pada Minggu,17 Januari 2021 petang sekira pukul 16.50 WIB.

Baca Juga: Demokrat Tolak Pilkada 2022 Ditunda, Refly Harun: Sinyal Dukung Anies di Pilpres 2024 dan AHY di DKI

Gunung Sinabung mengeluarkan kolom abu yang membumbung tinggi mencapai 500 meter dari puncak gunung, atau kurang lebih setinggi 2.960 meter di atas permukaan laut.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Natanail Perangin-angin menjelaskan, erupsi Gunung Sinabung ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 44 mm dengan durasi kurang lebih dua menit.

Natanail menjelaskan, saat ini Gunung Sinabung berada pada status Level III (siaga).

Baca Juga: Muncul Isu Pilkada 2022 Digabung dengan Pilpres 2024, Refly: Pangkas Panggung Politik Anies Baswedan

Dengan status tersebut, pihaknya merekomendasi pada warga maupun petani yang berada di sekitar Gunung Sinabung agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta menjauhi lokasi di dalam radius 3 km dari puncak gunung.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau warga untuk menjauh dari radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Merapi (Erupsi 18 Januari 2021)

Gunung Merapi mengalami erupsi pada Senin, 18 Januari 2021 pagi sekira pukul 5.43 WIB.

Baca Juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis PLN di stimulus.pln.co.id, Diberikan Mulai Januari hingga Maret 2021

Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan tinggi kolom 50 meter dan arah luncurannya ke barat daya atau hulu Kali Krasak sejauh 1.000 meter.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran yang terekam di seismogram memiliki durasi 112 detik dengan amplitudo maksimum 22 mm.

"Jarak luncur kurang lebih 1.000 meter ke arah barat daya (Kali Krasak). Teramati tinggi kolom 50 meter di atas puncak. Angin bertiup ke tenggara," ujar Hanik.

Baca Juga: Video Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Air Dibuat Video Animasi, Ditonton hingga 7,8 Juta Kali

Berdasarkan hasil pengamatan dalam sepekan terakhir, sejak 8 hingga 14 Januari 2021, BPPTKG menyimpulkan, bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi.

Oleh sebab itu, pihaknya mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III (siaga).

BPPTKG memperingatkan, potensi bahaya akibat erupsi Gunung Merapi diperkirakan meliputi area dalam radius 5 km dari puncak gunung.

Baca Juga: BLT Modal Usaha Rp3,5 Juta Diperpanjang hingga 2021, Berikut Syarat dan Cara Daftar BLT Modal Usaha

Dengan potensi bahaya tersebut, disarankan bagi warga yang melakukan aktivitas penambangan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk dihentikan. 

Serta diimbau bagi para pelaku wisata dan pendaki tidak melakukan kegiatan di sekitar kawasan rawan bencana Gunung Merapi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x