Namun, ujar Rocky Gerung, apabila strategi sogok-menyogok yang dilakukan Moledoko berhasil, maka bukan tidak mungkin keputusan Jokowi terhadap kepengurusan KLB itu berbeda.
"Lain kalau persiapannya bagus sehingga kader-kader Demokrat yang disogok oleh Moeldoko itu diam, sebetulnya," ucapnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai kekalahan Moledoko dari kubu Partai Demokrat pimpinan AHY itu bukan hanya dari persoalan sogok-menyogok, melainkan juga segi pemberitaan di media.
Kekalahan Moeldoko itu juga, lanjut Rocky Gerung, disaksikan oleh Jokowi. Maka dari itu, Jokowi memainkan situasi untuk bisa mengambil keuntungan.
"Ini kan udah mulai terbongkar satu-satu bahwa memang ada kekeliruan di dalam upaya sogok-menyogok. Psikologinya tidak menghasilkan keutuhan," kata Rocky Gerung tegas.
Diberitakan sebelumnya, Kemenkumham menolak permohonan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat kubu Moledoko karena dianggap gagal memenuhi berkas-berkas yang diminta.
"Dengan demikian pemerintah menyatakan bahwa permohonan pengesahan hasil KLB Deli Serdang pada tanggal 5 Maret 2021 ditolak," kata Menkumham Yasonna Laoly.
Adapun berkas-berkas yang gagal dipenuhi Partai Demokrat kubu Moeldoko, kata Yasonna, adalah perwakilan dari DPC, DPD, dan tidak disertai juga mandat dari ketua DPC dan DPD.***