PR DEPOK – Politisi Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago memberikan penjelasan terkait polemik yang terjadi dalam tubuh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).
Seperti diketahui, baru-baru PT Pelni menjadi sorotan publik usai pihaknya membatalkan sejumlah kajian Ramadhan.
Selain itu, PT Pelni melalui Komisarisnya menyatakan bahwa sejumlah penceramah tersebut dinilai menganut paham radikalisme.
Baca Juga: Publik Sebut di Era Jokowi Perpecahan Makin Nyata, Fadli Zon: Berawal dari Pilkada DKI
Dengan adanya informasi tersebut, Irma Suryani pun memaparkan pendapatnya atas polemik tersebut melalui acara “Catatan Demokrasi”.
“Saya ingin sampaikan bahwa Pelni tidak pernah menyatakan bahwa ustaz-ustaz tersebut radikal, itu yang pertama,” tutur Irma Suryani seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube tvOneNews pada Rabu, 14 April 2021.
Poin kedua, lanjut Irma Suryani, BUMN juga tidak pernah melarang kegiatan pengajian. Ia menegaskan bahwa wacana tersebut adalah hoaks, bohong, dan fitnah.
“Yang ketiga, yang perlu digarisbawahi sekali lagi, BUMN di bawah Bapak Erick Thohir (Menteri BUMN) justru mengadakan kerja sama dengan NU dan Muhammadiyah untuk melakukan kajian-kajian keagamaan."
Baca Juga: Jokowi Teken Keppres No. 7-2021, Cuti Bersama ASN 2021 Diputuskan Hanya Dua Hari
“Karena BUMN hari ini punya tagline akhlak itu. Pak Erick memerintahkan kepada seluruh Direksi BUMN untuk memperbaiki semua musala,” katanya menambahkan.
Lebih lanjut, Irma Suryani menerangkan bahwa perbaikan musala itu dilakukan agar nantinya dapat digunakan oleh semua umat Islam yang menjadi pegawai di BUMN.
Selain itu, Irma Suryani juga menanggapi soal penonaktifan karyawan PT Pelni yang menjadi panitia dalam rangkaian acara kajian Ramadhan tersebut.
Menurut keterangannya, kabar tersebut merupakan masalah internal, maka harus dilihat adanya perbedaan aspek.
Baca Juga: Ingin Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta? Segera Siapkan KTP Lalu Datang ke Kantor Ini
“Sebenarnya itu adalah masalah internal, harus dibedakan. Jangan digoreng-goreng menjadi satu kasus, jadi satu kegaduhan. Menurut saya itu enggak pantas, apalagi ini bulan suci Ramadhan. Ada baiknya, kalau ada permasalahan mestinya tabbayun (teleti lebih dulu),” tuturnya lagi.
Komisaris Pelindo itu mengatakan bahwa ada miskomunikasi antara penyelenggara acara dengan direksi PT Pelni terkait nama-nama yang akan menjadi pengisi ceramah.
Irma Suryani juga berpendapat bahwa semua hal itu menjadi salah ketika menjadi viral dan heboh.
“Sebaiknya kita sebagai komisaris juga harus bersikap bijak, enggak boleh ngomong sembarangan ke publik sehingga kemudian menimbulkan kegaduhan yang multitafsir,” katanya.***