Bahkan menurut Irjen Nico, aksi pembuatan website palsu menyerupai laman resmi pemerintahan AS untuk mendapatkan data pribadi orang AS juga merupakan permintaan dari S.
Pasalnya menurut percakapan para pelaku, data yang didapat tersebut dikirimkan kepada S, dan digunakan untuk mencairkan dana Pandemic Unemployment Asistance (PUA) milik AS senilai 2.000 dolar AS per 1 data orang, serta dijual kembali senilai 100 dolar AS setiap 1 data orang.***