PR DEPOK - Politisi PDIP, Ruhut Sitompul, memuji keputusan Ketua KPK Firli Bahuri untuk tidak memenuhi tantangan debat Wawasan Kebangsaan dengan Giri Suprapdiono.
Dalam pernyataannya, Ruhut Sitompul membenarkan langkah Firli Bahuri yang tidak hadir dalam debat terbuka Wawasan Kebangsaan dengan Giri Suprapdiono.
"Mantap paten Pak Firli Ketua KPK tdk hadir ditantang debat," ujarnya dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul.
Baca Juga: Tuntutan Hukuman Habib Rizieq Lebihi Hukuman Koruptor, Fadli Zon: Ketidakadilan yang Sempurna
Menurutnya, Ketua KPK itu sudah tepat dalam menanggapi tantangan debat yang ia sebut berasal dari pengangguran yang tidak punya pekerjaan.
Tak hanya itu, politisi PDIP itu pun mengatakan bahwa kantor KPK bukanlah stasiun televisi tempat menggelar acara debat.
"Sudah betul itu emangnya pengangguran yg nggak punya kerjaan dijam kerja dan Kantor KPK bukan Stasion TV tapi tempat kerja utk Rakyat Indonesia tercinta Mencegah Memberantas Korupsi," tutur Ruhut Sitompul menerangkan.
Baca Juga: Ramalan Cinta 6 Zodiak Sabtu, 5 Juni 2021: Capricorn, Ciptakan Lagi Perasaan Sayang kepada Pasangan
Ia lantas meminta agar tak ada pihak yang terus menerus berpolitik dalam kasus KPK ini.
"Sudalah jgn berpolitik MERDEKA," katanya mengakhiri.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Jakartanicus menggelar debat terbuka antara Giri Suprapdiono dengan Ketua KPK, Firli Bahuri.
Baca Juga: Ramalan Cinta 6 Zodiak Sabtu, 5 Juni 2021: Aries Merasa Bertemu Jodoh pada Pandangan Pertama
Debat ini awalnya hendak membahas soal Wawasan Kebangsaan, mengingat Giri Suprapdiono merupakan salah satu pegawai KPK yang tak lulus TWK.
Namun, debat tersebut hanya dihadiri oleh Giri Suprapdiono serta sang moderator, Najwa Shihab.
Sementara setelah ditunggu beberapa lama, Firli Bahuri tak kunjung datang memenuhi tantangan debat Wawasan Kebangsaan tersebut.
Najwa Shihab yang seharusnya menjadi moderator debat pun mengaku telah menyiapkan sejumlah pertanyaan yang tadinya akan ditanyakan kepada Firli Bahuri.
"Soal pertanyaan, saya tidak mau membocorkan, karena saya mengikuti strategi BKN yang katanya semuanya harus tertutup, dan kemudian strategi KPK yang lepas tangan menyerahkan semuanya ke BKN, karena disebutnya ranah BKN," ujarnya.
"Pertanyaannya harus spesifik, tidak bisa terlalu umum, bahkan kalau perlu menyebutkan kasus. Karena semakin spesifik pertanyaan, semakin detail jawaban yang seharusnya bisa kita dapatkan," tutur pembawa acara dan jurnalis itu.
Namun, lantaran Ketua KPK tidak kunjung datang, pembawa acara debat tersebut, yakni salah satu peneliti ICW Kurnia Ramadhana, memutuskan untuk mengakhiri debat tersebut.***