Sebut Keriuhan Soal PPN Sembako dan Pendidikan 'Uji Publik', Ferry Koto: Tak Perlu Caci Maki, Kritisi Saja

- 13 Juni 2021, 18:10 WIB
Ferry Koto.
Ferry Koto. /Twitter @ferrykoto

Baca Juga: Sinopsis Three Kingdoms, Kisah Pertempuran Terakhir Jenderal Legendaris Tiongkok Zhao Zilong

Menurut Ferry Koto, tak perlu dengan caci maki. Ia mengatakan hanya butuh mengkritisi saja, dan pemerintah hanya perlu mendengar dengan seksama sembari mengungkapkan data alasan dikenakannya PPN untuk sembako.

"Tak perlu caci maki, kecuali memang benci telah berkarat di hati. Kritisi saja. Pemerintah perlu mendengar dgn seksama, sambil terus berbagai data, kenapa misal SEMBAKO harus dikenakan PPn," ujar Ferry Koto.

Ferry melanjutkan, jika ia tidak keliru yang dimaksudkan akan dikenakan PPN ialah untuk sembako dari kalangan atas, bukan menengah kebawah.

"Walau yg sy tangkap penjelasan Pemerintah, maksudnya bukan pukul rata, tapi targeting. Yg dikenakan PPn, kalau sy tak keliru baca, adalah SEMBAKO yg dikonsumsi kalangan tertentu (Atas). bukan Sembako menengah-bawah," kata Ferry Koto.

Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 13 Juni 2021: 51.851 Positif, 48.767 Sembuh, 978 Meninggal Dunia

Lebih lanjut, meski begitu Ferry Koto mengatakan bahwa kenaikan PPN ini akan tetap berisiko, dan mesti belajar dari kasus sebelumnya.

"Walau hemat sy, kalau benar itu skemanya, tetap saja berisiko, apalagi beljar dari kasus "Gas Melon", dimana yg kaya macak miskiun," ujar Ferry Koto.

Ia menuturkan bahwa yang perlu disadari ialah pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun ini telah berdampak terhadap ekonomi negara. Ekonomi rakyat ikut merosot.

"Yg perlu sama2 kita sadari, bahwa pendemi yg sudah berjalan 1 tahun lebih ini, dan tidak tahu kapan akan berakhir, telah memukul sendi-sendi ekonomi negara kita. Rakyat pasti makin banyak yg terpuruk karena ekonomi merosot," kata Ferry Koto.

Halaman:

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter @ferrykoto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x