PR DEPOK - Tragedi pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) angkat bicara.
MUI Sulsel menilai bahwa insiden pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar ialah ujian solidaritas keumatan, dan kebangsaan, termasuk ujian bagi supremasi hukum.
"Sebagai umat beragama setiap kejadian yang menimpa sebaiknya kita tempatkan sebagai ujian yang harus kita sikapi dalam koridor agama dan berbangsa. Kejadian ini adalah ujian bagi soliditas keumatan dan kebangsaan serta supremasi hukum," ujar Sekretaris Umum MUI Sulsel Dr. KH. Muammar Bakri di Makassar, pada Sabtu, 25 September 2021.
KH Muammar yang juga menyatakan bahwa selama umat merespon kejadian tersebut sebagai sebuah ujian atas persatuan umat dan keutuhan bangsa, maka apabila ada desain khusus oleh oknum yang tak bertanggung jawab, bukan melemahkan tetapi akan semakin menguatkan persatuan umat dan bangsa.
Lebih lanjut, bukan hanya menjadi ujian bagi umat, menurutnya hikmah kedua dari tragedi yang dugaannya dilakukan oleh orang dengan kelainan jiwa itu, menjadi ujian bagi supermasi hukum.
"Karena ini jelas tindak kriminal maka harus ditindak dengan hukum yang ada. Jika pelakunya terindikasi medis sebagai orang gila maka tentunya ada aturan hukum khusus di KUHP Pasal 44," kata KH Muammar, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Maka dari itu, MUI Sulsel sebagai lembaga resmi keumatan akan menyerahkan sepenuhnya tindakan hukum terhadap pelaku kepada pihak berwenang.
Pada kesempatan terpisah, pengurus MUI Sulsel Dr. dr. Hidri Alwi menambahkan, bahwa untuk membuktikan pelakunya mengalami schizoprenia (gila) perlu dibawa ke psikiater atau RS Jiwa.