PR DEPOK - Rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur hingga kini terus menuai polemik.
Tidak sedikit kalangan, termasuk tokoh di Indonesia mengutarakan bentuk penolakan terhadap rencana pemindahan IKN Nusantara ke Penajam Paser Utara.
Terbaru, muncul petisi penolakan rencana pemindahan IKN ke Penajam Paser Utara di situs Change.org dengan judul "Pak Presiden, 2022-2024 Bukan Waktunya Memindahakn Ibukota Negara".
Petisi penolakan pemindahan IKN ini diinisiator oleh sejumlah tokoh nasional, di antaranya Prof. Sri Edi Swasono, Prof Din Syamsudi, Faisal Bahri, Prof Busyro Muqodas hingga mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhamad Said Didu.
Dalam narasi Change.org sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, petisi ini muncul dengan tujuan mengajak seluruh warga Indonesia untuk menolak rencana pemindahan IKN.
Para inisiator penolakan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur, menyebut rencana tersebut tidak tepat mengingat Indonesia masih berada di tengah pandemi Covid-19.
“Apalagi kondisi rakyat dalam keadaan sulit secara ekonomi sehingga tak ada urgensi bagi pemerintah memindahkan ibu kota negara,” demikian isi dalam narasi tersebut.
Baca Juga: Dipantau Kamera, Rayan Sempat Bernapas Terengah-engah di dalam Sumur sebelum Dinyatakan Meninggal
Para inisator menyebut, saat ini pemerintah masih harus fokus menangani varian baru omicron yang membutuhkan dana besar dari APBN dan PEN.
Menurut para inisiator, pembangunan IKN Nusantara di saat seperti ini hendaknya dipertimbangkan dengan baik.=
“Saat ini Indonesia memiliki utang luar negeri yang besar, defisit APBN besar diatas 3 persen dan pendapatan negara yang turun,” tulis narasi tersebut.
Para Inisiator menilai, sangat bijak bila Presiden tidak memaksakan keuangan negara untuk membiayai proyek tersebut.
Sementara infrastruktur dasar lainnya di beberapa daerah masih buruk, sekolah rusak terlantar dan beberapa jembatan desa terabaikan tidak terpelihara.
Pata inisiator juga menganggap proyek pemindahan dan pembangunan IKN tidak akan memberi manfaat bagi rakyat secara keseluruhan dan hanya menguntungkan segelintir orang saja.
Dalam narasi itu juga disebutkan, penyusunan naskah akademik tentang pembangunan IKN tidak disusun secara komprehensif dan partisipatif, terutama dampak lingkungan dan daya dukung pembiayaan serta keadaan geologi dan situasi geostrategis di tengah pandemi.
“Presiden Republik Indonesia: Pak Presiden, 2022-2024 Bukan Waktunya Memindahkan Ibukota Negara - Tandatangani Petisi!,” kata salah satu inisiator Said Didu seperti dikutip dari Twitter @msaid_didu.
Hinga saat ini, terpantau sudah lebih dari 8.500 orang menandatangani petisi penolakan pemindahan IKN, dengan target mencapai 10.000 tanda tangan.
Berikut daftar inisiator petisi penolakan IKN dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur:
1. Prof. Dr. Sri Edi Swasono
2. Prof. Dr. Azyumardi Azra
3. Prof. Dr. Din Syamsuddin
4. Dr. Anwar Hafid
5. Prof. Dr. Nurhayati Djamas
6. Prof. Dr. Daniel Mohammad Rasyied
7. Mayjen Purn Deddy Budiman
8. Prof. Dr. Busyro Muqodas
9. Faisal Basri MA
10. Prof. Dr. Didin S. Damanhuri
11. Prof. Dr. Widi Agus Pratikto
12. Prof. Dr. Rochmat Wahab
13. Jilal Mardhani
14. Dr. Muhamad Said Didu
15. Dr. Anthony Budiawan
16. Prof Dr. Carunia Mulya Firdausy
17. Drs. Mas Ahmad Daniri MA
18. Dr. TB. Massa Djafar
19. Abdurahman Syebubakar
20. Prijanto Soemantri
21. Prof Syaiful Bakhry
22. Prof Zaenal Arifin Hosein
23. Dr. Ahmad Yani
Baca Juga: Hasil Studi Baru: Suplemen Vitamin D dan Minyak Ikan Mengurangi Risiko Kondisi Autoimun dan Covid-19
24. Dr. Umar Husin
25. Dr. Ibnu Sina Chandra Negara
26. Merdiansa Paputungan SH, MH
27. Nur Ansyari SH, MH
28. Dr. Ade Junjungan Said
29. Dr. Gatot Aprianto
Baca Juga: Ashanty Ingin Jodohkan Arsy dengan King Faaz, Maia Estianty: Ternyata Jodohnya Dul, Gimana dong?
30. Dr. Fadhil Hasan
31. Dr. Abdul Malik
32. Achmad Nur Hidayat MPP
33. Dr. Sabriati Aziz M.Pd.I
34. Ir. Moch. Najib YN, MSc
35. Muhamad Hilmi
36. Dr.Engkur, SIP, MM
37. Dr. Marfuah Musthofa
38. Dr. Masri Sitanggang
39. Dr. Mohamad Noer
40. Ir. Sritomo W Soebroto MSc
41. M. Hatta Taliwang
42. Prof Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS
43. Reza Indragiri Amriel
44. Mufidah Said SE MM
45. Ramli Kamidin.***