Diduga Terserang Demam Babi Afrika, Ratusan Babi di Sumatra Mati Mendadak

- 4 Juli 2020, 11:25 WIB
Ilustrasi babi.
Ilustrasi babi. /Pixabay/Skeeze/

 

PR DEPOK - Pemerintah Kota Palembang menyelidiki kasus kematian mendadak 878 babi ternak di kawasan Talang Buruk, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang.

Diduga, babi itu terserang penyakit demam babi afrika atau Africa Swine Faver (ASF).

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, drh. Jafrizal di Palembang, Jumat 3 Juli 2020 mengatakan telah mengirimkan sampel swab ke Balai Veteriner Lampung untuk diuji sambil menyelidiki dugaan 878 ekor babi tersebut masuk secara ilegal.

"Hari ini sampelnya baru dikirim, mungkin pekan depan hasilnya sudah keluar, di Palembang kasus kematian mendadak babi dalam jumlah banyak seperti ini baru pertama kali ini terjadi," kata Jafrizal yang juga Kepala Otoritas Veteriner Kota Palembang sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan, Dipakai 15 Menit Diklaim Bisa Bunuh 42 Persen Virus

Dugaan penyakit ASF, menurut dia, muncul berdasarkan tanda fisik tubuh babi saat mati dari keterangan peternak. Babi-babi itu mengalami perdarahan di telinga, bawah kulit, dan kaki.

Menurut laporan peternak, semula beberapa babi mati pada Maret 2020. Namun peternak menganggapnya hal biasa. Pada akhir Mei 2020, ratusan babi mati mendadak dengan gejala serupa sehingga peternak menginformasikannya kepada pihak terkait.

Akan tetapi, ratusan bangkai babi itu langsung dikubur peternak agar tidak meluas sehingga petugas tidak sempat mengambil sampel langsung. Namun, sampel swab kandang seperti air minum babi dan kotorannya masih dapat diambil untuk diuji.

Menurut Jafrizal, probabilitas kematian babi yang disebabkan ASF memang terbilang tinggi, tetapi tidak sampai menular ke manusia seperti flu babi (H1N1) dan masyarakat tidak perlu khawatir.

Baca Juga: 5 Manfaat Luar Biasa Cokelat yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Tingkatkan Fungsi Otak

Selain mengirimkan sampel, dia juga menyelidiki asal datangnya babi sebab peternak hanya mengambil dari pengepul dan keterangand ari pengepul belum bisa digali sehingga diduga masuk secara ilegal.

"Kami tanyakan apakah babi-babi itu ada surat izinnya atau tidak, karena kalau ada suratnya pasti Dinas Peternakan Sumsel mengizinkan dan harus lewat rekomendasi kami, tetapi selama ini kami tidak pernah terima rekomendasi untuk masuknya babi itu," kata Jafrizal.

Dia memperkirakan, babi yang mati mendadak itu berasal dari Medan atau Lampung, sebab di dua wilayah tersebut sudah tercatat adanya temuan kematian babi akibat ASF yang jumlahnya lebih besar.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x