Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar Data Kematian Akibat Vaksin Sinovac Sengaja Disembunyikan, Simak Faktanya

- 25 Januari 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Gustavo Fring/Pexels

PR DEPOK – Vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak 13 Januari 2021, dengan menargetkan pada para pemimpin pusat, daerah serta tenaga kesehatan dan petugas yang berhadapan langsung dengan Covid-19.

Namun, baru-baru ini beredar kabar yang menyebutkan bahwa vaksin Sinovac memberikan efek samping yang buruk, hingga menyebabkan banyak kematian.

Beredar unggahan di media sosial Facebook yang mengatakan bahwa data kematian akibat vaksin Sinovac sengaja disembunyikan.

Baca Juga: Sebut Joe Biden Tak Berdampak terhadap Investasi AS ke RI, Bahlil Lahadalia: Tak Ada yang Buat Kita Khawatir

Hoaks mengenai tudingan data kematian akibat vaksin Sinovac yang disembunyikan.
Hoaks mengenai tudingan data kematian akibat vaksin Sinovac yang disembunyikan. Kominfo

BERITA TERBARU HARI INI ~ DATA KEMATIAN AKIBAT VAKSIN SINOVAC DISEMBUNYIKAN, TEMPO UNGKAP FAKTANYA!” demikian narasi yang tertulis dalam foto yang diunggah akun Facebook bernama Uni Ndun.

Dalam unggahan tersebut, akun Uni Ndun juga mempertanyakan perihal kebenaran berita ini.

Hoax atw valid ga ni berita’y ini mohon dilampirkn dikolom momentar agar tdk timbul fitnah, trimakasih,” tulis akun tersebut.

Baca Juga: Kerugian Akibat Banjir di Kalsel Diperkirakan Capai Rp1,349 Triliun, Wilayah yang Tergenang 164 Ribu Hektare

Kominfo melaporkan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, berita ini adalah berita yang tidak benar dan keliru.

Faktanya, ketika ditelusuri, tidak ditemukan satu pun artikel yang menyediakan informasi terkait data kematian vaksin Sinovac yang disembunyikan.

Sementara itu, berdasarkan penjelasan Komnas KIPI, vaksin Sinovac belum terbukti memiliki efek samping vaksinasi Covid-19 yang perlu perhatian khusus.

Baca Juga: Akui Indonesia Dilanda Cobaan Berat, Jokowi: Tapi Tanah Air Termasuk Bisa Kendalikan Dua Krisis yang Terjadi

Dalam penjelasannya, Komnas KIPI menyebutkan bahwa seminggu setelah penyuntikkan perdana, pihaknya belum menemukan adanya efek samping serius dari vaksinasi yang dilakukan.

“Jadi pegal, nyeri tempat suntikan, kemerahan, lemas, demam, mual, perubahan nafsu makan, semua menunjukkan gejala yang sebagian besar tidak perlu pengobatan, ada yang diberi obat, ada yang diobservasi,” ujar Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari dalam dialog virtual pada 19 Januari 2021 lalu.

Namun, katanya, orang-orang yang melaporkan efek samping ini telah sehat kembali dan tidak merasakan efek samping lagi.

Baca Juga: Ambroncius-Prof Yusuf Diduga Hina Natalius Pigai, Gus Umar: Tunggu Apa Lagi Pak Polri, Tangkap Pelaku Rasisme

Alhamdulillah, mereka semua berakhir dengan happy ending, sehat. Kemudian sampai saat ini kami pantau aman,” tuturnya.

Ia pun menerangkan bahwa efek samping vaksin Sinovac adalah proses awal tubuh mengenali vaksin yang masuk sebagai benda asing, sehingga respon yang diberikan tubuh setiap orangnya akan berbeda-beda.

Akan tetapi, Hindra menuturkan, efek samping tersebut bersifat ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus.

Baca Juga: Ambroncius-Prof Yusuf Diduga Hina Natalius Pigai, Gus Umar: Tunggu Apa Lagi Pak Polri, Tangkap Pelaku Rasisme

Dengan demikian, maka dapat dipastikan bahwa kabar yang menyebutkan bahwa data kematian akibat vaksin Sinovac disembunyikan adalah berita yang tidak benar.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Kementerian Komunikasi dan Informatika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x