Pemimpin Austria Karl Nehammer Ungkap Keyakinan Vladimir Putin Menangkan Peperangan Atas Ukraina

18 April 2022, 19:51 WIB
ILUSTRASI - Menurut pemimpin Austria, Karl Nehammer, Vladimir Putin yakin dirinya akan memenangkan perang di Ukraina. /pixabay/geralt

PR DEPOK - Pemimpin Austria, Karl Nehammer, menyebut bahwa Vladimir Putin yakin dirinya memenangkan peperangan atas Ukraina.

Pemimpin Austria yang beberapa waktu lalu berkunjung ke Rusia tersebut mengatakan bahwa saat ini Vladimir Putin berada dalam apa yang ia sebut sebagai 'logika perangnya sendiri'.

Presiden Rusia Vladimir Putin yakin dirinya bisa memenangkan perang di Ukraina menurut penuturan pemimpin Austria, Karl Nehammer.

Pernyataan Karl diungkapkan pada akhir pekan ini saat serangan roket menghujani Kharkiv pada hari Minggu Paskah.

Baca Juga: Info Mudik Gratis: PT Pelindo Siapkan 50 Bus, Ini Link dan Syarat Pendaftaran, Waktunya 2 Hari Lagi

Rentetan rudal terbaru yang menghantam kota Kharkiv telah menewaskan sedikitnya lima orang dan puluhan lainnya cedera, menurut penuturan pejabat Ukraina.

Pemboman roket menghantam dan meninggalkan pecahan kaca, puing-puing dan bagian dari setidaknya satu roket berserakan di jalan.

Petugas pemadam kebakaran dan warga berebut untuk memadamkan api di beberapa gedung yang terbakar.

Maksym Khaustov, kepala departemen kesehatan wilayah Kharkiv mengkonfirmasi bahwa kematian tersebut menyusul serangkaian serangan yang menurut wartawan AFP di tempat kejadian telah memicu kebakaran di seluruh kota.

Baca Juga: Siapa Saja Penerima Kartu Sembako BPNT yang Cair April 2022? Siapkan KTP untuk Dapat Rp600 Ribu

Seperti Mariupol, kota timur laut Kharkiv telah menjadi target agresi Rusia sejak hari-hari awal invasi dan kondisinya semakin memburuk.

Kanselir Austria Karl Nehammer, yang bertemu dengan Vladimir Putin pekan lalu di Moskow, mengatakan menurutnya presiden Rusia percaya bahwa perang diperlukan untuk keamanan negaranya.

"Saya pikir dia sekarang dalam logika perangnya sendiri," kata Nehammer dalam sebuah wawancara dengan 'Meet the Press' NBC, yang sebagiannya dirilis Sabtu sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

"Saya pikir dia percaya dia memenangkan perang," sambungnya.

Baca Juga: Sebut Postingan Tentang Palestina Selalu Dihapus oleh Instagram, Bella Hadid: Saya Akan Terus Maju

Menambah deretan sanksi yang diberlakukan sejak invasi dimulai, Rusia mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah mengeluarkan larangan pada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan beberapa pejabat tinggi lainnya untuk masuk ke Rusia.

Daftar hitam terbaru Moskow termasuk Wakil Perdana Menteri Dominic Raab, Menteri Luar Negeri Liz Truss, dan Menteri Pertahanan Ben Wallace.

Johnson melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv seminggu sebelumnya, dan terlihat di jalan-jalan kosong ibu kota bersama Zelensky.

Inggris telah menjadi bagian dari upaya internasional untuk menghukum Rusia dengan pembekuan aset, larangan perjalanan dan sanksi ekonomi, sementara beberapa negara Barat telah memasok Ukraina dengan persenjataan.

Baca Juga: Segera Daftar DTKS Online di Aplikasi Cek Bansos untuk Dapat PKH dan Bantuan Tunai yang Cair April 2022

Rusia memperingatkan Amerika Serikat minggu ini tentang konsekuensi besar jika mengirim sistem senjata 'paling sensitif' ke Ukraina.

Kementerian pertahanannya mengklaim bahwa pada Sabtu lalu mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat angkut Ukraina di wilayah Odessa, yang membawa senjata yang dipasok oleh negara-negara Barat.

Zelensky, sementara itu, mengeluarkan peringatan baru tentang kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir saat konflik berlanjut.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sebelumnya mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir dalam konteks konflik Ukraina jika menghadapi apa yang disebut sebagai ancaman eksistensial.

Baca Juga: BLT UMKM 2022 Cair Lagi, Dapat Notifikasi Ini di HP Langsung Dapat Rp600 Ribu

Sementara itu, tentara Ukraina bersumpah untuk berjuang sampai akhir setelah Rusia mengeluarkan peringatan kepada pasukan terakhir yang bertahan di kota Mariupol.

Rusia telah memberi tentara Ukraina ultimatum untuk menyerah atau mati, mendesak mereka untuk meletakkan senjata.

"Angkatan Bersenjata Rusia menawarkan para militan dari batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing mulai pukul 6 pagi (waktu Moskow) pada 17 April 2022, untuk menghentikan permusuhan dan meletakkan senjata mereka," kata kementerian pertahanan Rusia.

Mereka menyebut bahwa semua tentara yang meletakkan senjata akan dijamin selamat.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos PKH di Aplikasi Cek Bansos, Anak Usia Dini hingga Lansia Bisa Dapat Bantuan Tunai

Namun, pejuang Ukraina yang tersisa di Mariupol menolak untuk menyerah dan tidak mengindahkan ultimatum Rusia yang saat ini sudah berakhir.

Anggota parlemen Ukraina untuk Odesa, Oleksiy Goncharenko, mengatakan akan terus berjuang sampai akhir.

"Saya berbicara dengan mereka kemarin, dan saya tahu bahwa mereka akan berjuang sampai akhir," ujarnya.

Goncharenko menyebut pengepungan Mariupol yang terus berlanjut sebagai 'genosida nyata' dan mengatakan bahwa lebih dari 20.000 orang telah tewas di kota pelabuhan itu.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos PKH atau BLT Ibu Hamil untuk Dapat Rp3 Juta dari Pemerintah pada Tanggal Berikut Ini

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Kremlin sengaja mencoba untuk menghancurkan semua orang yang ada di sana dan meminta Barat untuk segera mengirimkan lebih banyak senjata berat agar dapat menyelamatkan kota pelabuhan di Laut Azov saat serangan udara Rusia berlanjut.

"Mitra kami diharapkan memberikan Ukraina semua senjata berat yang diperlukan, pesawat, segera, sehingga kami dapat mengurangi tekanan penjajah di Mariupol dan memecahkan blokade," katanya.

"Atau kami melakukannya melalui negosiasi, di mana peran mitra harus menentukan," tambahnya.

Di Kyiv, serangan udara Rusia yang baru menghantam sebuah pabrik persenjataan, meskipun Moskow mengalihkan fokus militernya untuk menguasai wilayah Donbas timur dan membentuk koridor darat ke Krimea yang sudah dicaplok.

Baca Juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Penukaran Uang Tunai Baru di Tahun 2022

"Pada malam hari, rudal presisi tinggi yang diluncurkan dari udara menghancurkan sebuah pabrik amunisi di dekat pemukiman Brovary, wilayah Kyiv," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia, pada serangan udara ketiga di dekat ibukota dalam beberapa hari.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mendesak pasukan Rusia untuk mengizinkan evakuasi dari Mariupol, yang diklaim pasukan Moskow telah dikuasai mereka, meskipun pejuang Ukraina tetap bersembunyi di pabrik baja seperti benteng di kota itu.

Sebelumnya, Zelensky telah mengatakan kepada wartawan Ukraina bahwa situasi di Mariupol, yang telah mengakibatkan kerugian bagi warga sipil yang terperangkap dan kelaparan, dapat menggagalkan upaya untuk merundingkan diakhirinya perang.

Baca Juga: Cara Cek dan Syarat Penerima BLT UMKM di link eform.bri.co.id yang Cair April 2022, Dapatkan Bantuan Rp600.000

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukan Ukraina telah diusir dari sebagian besar kota dan hanya tinggal di pabrik baja Azovstal.

Di tempat itum terowongan memungkinkan para pasukan untuk bersembunyi dan melawan sampai mereka kehabisan amunisi.

Rusia sudah menguasai apa yang tersisa dari kota setelah berminggu-minggu pengeboman.

Menyerang pabrik baja untuk mengambil sisanya adalah bagian dari persiapan Rusia untuk mengantisipasi serangan di Ukraina timur.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler