Virus Corona Belum Usai, Tiongkok Dikagetkan dengan Virus Hanta

- 26 Maret 2020, 21:48 WIB
ILUSTRASI tikus penyebab Leptospirosis pada saat banjir.*
ILUSTRASI tikus penyebab Leptospirosis pada saat banjir.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Ketika dunia sedang digempur dengan wabah virus corona, flu babi, dan flu burung. Kini muncul virus baru bernama Hantavirus.

Terdapat laporan bahwa seorang pria asal Tiongkok dinyatakan positif terinfeksi virus hanta.

Pria tersebut kemudian meninggal saat dalam perjalanan ke kantor pada Senin, 24 Maret 2020.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan, virus hanta adalah keluarga virus yang sebagian besar disebarkan oleh tikus.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan, Wisma Atlet Kemayoran Siapkan Dua Tower Tambahan 

Virus ini dapat menyebabkan beberapa sindrom penyakit pada manusia. Ini dapat menyebabkan hantavirus pulmonary syndrome (HPS) dan demam berdarah dengan sindrom ginjal (HFRS).

CDC menunjukkan bahwa penyakit ini tidak menyebar melalui udara dan dapat menyebar ke orang-orang hanya ketika seseorang menyentuh urin, feses, dan air liur tikus.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Boldsky, di Amerika, virus hanta dikenal sebagai "Dunia Baru" dan dapat menyebabkan sindrom baru virus hanta.

Sementara itu, di Eropa dan Asia, dikenal dengan nama "Dunia Lama" virus hanta yang dapat menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal.

Baca Juga: WHO Sebut Para Perokok Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona 

Karena jumlah kasus yang diakibatkan oleh virus hanta tidak banyak, waktu inkubasi penyakit ini tidak diketahui dengan jelas.

Namun, berdasarkan informasi yang terbatas, CDC menegaskan bahwa gejala dapat berkembang antara 1 dan 8 minggu setelah paparan urin segar, kotoran, atau air liur tikus yang terinfeksi.

Gejala awal virus hanta adalah kelelahan, demam, sakit kepala, pusing, panas dingin, masalah perut seperti mual, muntah, hingga diare.

Selain itu, seseorang yang terinfeksi virus hanta mereka akan mengalami otot pegal, terutama pada kelompok otot besar seperti paha, pinggul, punggung, dan bahu.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Kampung Siaga Depok Diminta Aktif Data Tamu Asing 

Gejala yang paling lama dari virus hanta ini adalah batuk, sesak napas, hingga nyeri di dada.

Hantavirus memiliki tingkat kematian 38 persen. Gejala awal dari kedua HFRS dan HPS tetap sama tetapi HFRS selanjutnya dapat menyebabkan tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut.

Menurut CDC, di Amerika Utara, periode inkubasi (waktu dari paparan awal virus dan pengembangan gejala pertama) adalah antara satu hingga lima minggu setelah paparan awal terhadap urin hewan, kotoran, atau air liur yang terinfeksi.

Sementara itu, untuk diagnosis virus handa adalah pertama, diagnosis HFRS, beberapa tes laboratorium seperti tes darah, panel metabolisme dasar, dll.

Baca Juga: Depok Konfirmasi Kasus Kematian Pertama Akibat Virus Corona 

Digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis virus hanta pada pasien dengan riwayat klinis yang sesuai dengan penyakit ini.

kedua, diagnosis HPS, jika individu tersebut dalam tahap awal penyakit, itu bisa sulit karena gejala awal seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan mudah dikacaukan dengan ciri serupa dari penyakit influenza.

Tetapi, jika orang tersebut mengalami gejala-gejala seperti demam dan nyeri otot bersamaan dengan riwayat pajanan tikus serta sesak napas, itu bisa mengindikasikan penyakit virus hanta

Selanjutnya, menurut CDC, saat ini tidak ada pengobataan khusus untuk virus hanta.

Baca Juga: Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Cara Berikut Dapat Kurangi Kebiasaan Menyentuh Wajah 

Namun, CDC menunjukkan bahwa jika individu yang terinfeksi dikenali lebih awal dan menerima perawatan medis di unit perawatan intensif, peluang peningkatan menjadi tinggi.

Di ICU, individu yang terinfeksi diinkubasi dan diberi terapi oksigen untuk mengelola gangguan pernapasan parah. Semakin awal pasien dibawa ke perawatan intensif, semakin baik.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiranrakyat-depok.com, virus ini telah ada cukup lama dan memiliki gejala dan penyebab serupa dengan penyakit Leptospirosis yang kerap terjadi pada saat banjir.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Boldsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x