Tidak Pindah ke RSPAD Gatot Soebroto, Pengembangan Vaksin Nusantara Tetap Dilakukan di RSUP Kariadi Semarang

20 April 2021, 13:30 WIB
Ilustrasi Vaksin Nusantara. /Pixabay/WiR_Pixs

PR DEPOK - Pengembangan Vaksin Nusantara tidak akan dipindahkan ke RSPAD Gatot Soebroto karena sejumlah tahap dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Direktur Pelayanan Kesehatan (Diryankes) RSPAD Gatot Soebroto, Brigjen TNI Nyoto Widyastoro.

"Sebetulnya, bukan dipindah atau tidak dipindah. Ini penelitian mengenai sel dendritik bahan utama untuk dalam penanganan Covid-19," kata Brigjen TNI Nyoto Widyoastoro dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari PMJ News pada Senin, 19 April 2021.

Baca Juga: Mengapa European Super League Merugikan Klub Kecil? Simak Penjelasan Pakar Keuangan Olahraga

Nyoto menjelaskan bahwa RSPAD Gatot Subroto hanya digunakan sebagai tempat pengambilan sampel sel dendritik sebagai bahan Vaksin Nusantara.

Meski pengambilan sampel dilakukan di RSPAD, kata Nyoto, sejumlah tahapan pengembangan telah dilakukan dan tetap dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Menurutnya, RSPAD Gatot Soebroto kini tengah melakukan penelitian tentang vaksin dendrintik untuk penanganan Covid-19.

Penelitian ini, lanjutnya, dilakukan dengan mengikuti prosedur atau aturan yang telah ditetapkan sehingga tidak dilakukan secara sembarangan.

Baca Juga: Dituding Gunakan Narkoba tapi Ditemukan Berduaan Dengan Wanita di Kantor Gerindra, Ketua DPRD Minta Maaf

"Memang ini dicoba barangkali untuk membuat vaksin yang dari dendritik yang diharapkan untuk vaksin Covid-19. Tapi ini harus dengan penelitian yang baik, artinya dengan penelitian yang lugas, legal secara ilmiah diterima secara ilmiah," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Mayjen TNI Lukman Ma'ruf menambahkan pengembangan sel dendritik sudah dikenal lama di dunia kedokteran. Sel ini sudah dipakai bagi pengobatan penyakit kanker.

"Jadi penelitian sel dendritik itu untuk mengobati kanker. Kemudian ada dikembangkan untuk kemungkinan mencari solusi untuk menghadapi Covid-19," tuturnya.

Pada kesempatan terpisah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menandatangani Nota Kesepahaman.

Baca Juga: Berikut 4 Tips Aman Berpuasa Selama Bulan Ramadhan

Penandatanganan Nota Kesepahaman Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas terhadap Virus SARS-CoV-2 dilakukan di Mabesad, Jakarta pada Senin, 19 April 2021 yang disaksikan langsung oleh Menko Bidang PMK Muhajir Effendy.

Diketahui, penelitian ini tidak berkaitan dengan uji klinis adaptif fase 1 vaksin yang berasal dari sel rendritik Autolog yang diinkubasi dengan Spike Protein Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-CoV-2) pada subjek yang tidak terinfeksi Covid-19 dan tidak terdapat Antibodi Anti SARS-CoV-2.

"Karena Uji Klinis Fase 1 yang sering disebut berbagai kalangan sebagai program Vaksin Nusantara ini masih harus merespons beberapa temuan BPOM yang bersifat Critical dan Major," kata Dispenad dikutip dari Antara pada Senin, 19 April 2021.

Baca Juga: Berikut Makanan yang Dapat Dikonsumsi dan Dihindari agar Tetap Terhidrasi Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Terkait penelitian yang akan berlangsung di RSPAD Gatot Soebroto, kata dia, akan berpedoman pada kaidah penelitian sesuai peraturan yang ada dan juga bersifat autologus atau hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri.

Sehingga, menurutnya, penelitian tersebut tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan izin edar.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: PMJ News ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler