115 Tenaga Medis Telah Gugur Saat Tangani Covid-19, PB IDI: Indonesia Rawan Kehilangan Aset Bangsa

16 September 2020, 16:04 WIB
PETUGAS medis menata sample cairan yang diambil dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Bandung saat tes usap di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Selasa (8/9/2020). Tes yang dilakukan bagi PNS Pemkot Bandung tersebut digelar terkait hasil tes sebelumnya sebanyak 117 pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dinyatakan positif Virus Corona. /Armin Abdul Jabbar/PR

PR DEPOK - Pandemi Covid-19 yang telah bertahan hingga sekira 7 bulan ini menunjukkan laju peningkatan kasus.

Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga Selasa, 15 September 2020 di Indonesia tercatat 225.030 orang terkonfirmasi positif Covid-19, 161.065 orang sembuh, 8.965 lainnya dinyatakan gugur melawan ganasnya virus tersebut.

Untuk diketahui berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari 8.965 jiwa penduduk Indonesia yang meninggal dunia karena Covid-19, tercatat 48 orang diantaranya merupakan petugas kesehatan yag berprofesi sebagai perawat, mereka gugur kala berperang dengan virus yang ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 lalu.

Baca Juga: Pendukungnya Abai Protokol Kesehatan Saat Kampanye, Donald Trump: Tidak Peduli Tertular Virus Corona

Sementara itu, Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis data bahwa sebanyak 115 dokter telah gugur dalam penanganan Covid-19, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Data tersebut terhimpun dan merupakan data yang ada di seluruh Indonesia, adapun kasus kematian paling tinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur.

Hal tersebut menjadi catatan duka dunia kesehatan Indonesia karena pejuang kesehatan yang telah gugur kala berperang melawan ganasnya virus tersebut.

Berdasarkan data Tim Mitigasi PB IDI di Jakarta, per Rabu 16 September 2020 dari total 115 dokter yang gugur tersebut diantaranya 60 dokter umum, 53 dokter spesialis, serta 2 dokter residen atau yang masih menjalani pendidikan dokter spesialis.

Baca Juga: Depok Dikabarkan Zona Merah, Pemkot Belum Putuskan PSBB

Lebih lanjut dari jumlah tersebut, diketahui 7 dokter bergelar guru besar atau profesor telah wafat, yakni 3 guru besar dari dokter umum dan 4 guru besar dokter spesialis.

Untuk diketahui bahwa kasus kematian dokter karena virus mematikan tersebut antara lain di Jawa Timur 29 dokter, Sumatera Utara 21 dokter, DKI Jakarta 15 dokter, Jawa Barat 11 dokter, dan Jawa Tengah 8 dokter.

Lebih lanjut dokter spesialis yang paling banyak meninggal saat perang melawan Covid-19 yakni 8 dokter spesialis penyakit dalam, 7 spesialis bedah, dan 5 dokter spesialis kebidanan, dan kandungan.

Berdasarkan data yang tercatat PB IDI, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara yakni sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk, hal tersebut berarti bahwa Indonesia hanya memiliki 4 dokter untuk melayani 10.000 penduduk, untuk rasio dokter spesialis sebesar 0.13 per 1.000 penduduk.

Baca Juga: Viralkan Odading Mang Oleh, Ridwan Kamil Nobatkan Ade Londok Jadi Duta Promosi UMKM Kuliner Jabar

Sementara itu Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi menjelaskan bahwa kematian dokter yang kini menunjukkan angka sebanyak 115 dokter menggambarkan rakyat Indonesia akan kehilangan aset bangsa, begitu juga dengan meninggalnya dokter gigi dan perawat.

"Apalagi dengan meninggalnya dokter spesialis yang saat ini masih dirasakan kurang di Indonesia. Dokter adalah aset bangsa, investasi untuk menghasilkan dokter dan dokter spesialis sangat mahal. Kehilangan dokter tentunya akan dapat berakibat menurunnya kualitas pelayanan bagi Rakyat Indonesia," kata Adib.

Adib pun mengimbau pemerintah untuk lebih tegas dalam membuat langkah-langkah kongkret dalam upaya perlindungan dan keselamatan bagi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Lebih lanjut ia sampaikan bahwa upaya kongkret tersebut dapat melalui pembentukan Komite Nasional Perlindungan dan Keselamatan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang bertugas mengintegrasikan seluruh stakeholder kesehatan.

Baca Juga: Odading Mang Oleh Viral, Ridwan Kamil Hadiahi Ade Londok HP untuk Promosikan Produk Lokal Lainnya

Lebih lanjut ia sampaikan bahwa kebutuhan dokter menjadi pekerjaan rumah bagi IDI maupun perhimpunan dokter spesialis lainnya.

"Kebutuhan dokter tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi organisasi profesi dan perhimpunan-perhimpunan spesialis untuk tetap dapat menjamin proporsi pelayanan kesehatan kepada masyarakat," tuturnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler