“Kalau ditanyakan kepada mereka yang tidak suka Anies Baswedan, ‘Anies tidak bisa kerja, hanya bisa berceramah dan lain sebagainya. Dan selalu dibenturkan dengan Gubernur sebelumnya yang dianggap bisa kerja dan lain sebagainya,” ucapnya lagi.
Refly Harun berpendapat bahwa hal yang penting dalam alam demokrasi yakni dibukanya kompetisi secara fair, agar bibit-bibit pemimpin bangsa tidak ‘dipotong’ di awal.
Baca Juga: Mengaku Sedang Berpuasa, Dua Pengawal Justru Disiksa dan Dipecat oleh Bosnya
“Sehingga tidak bisa berkontestasi dan membuktikan, apakah dia dikehendaki rakyat atau tidak. Jadi walaupun politik itu masih ‘cair’ untuk 2024, one thing for sure, pasti NasDem mempertimbangkan Anies sebagai calon Presiden,” ujarnya menambahkan.
Refly Harun beranggapan, Partai NasDem tidak mungkin mempertimbangkan Ganjar Pranowo sepanjang Gubernur Jawa Tengah itu tidak bisa diambil dari PDIP.
“Bagaimana dengan soal ideologi? One thing for sure, ideologi partai-partai di Indonesia itu cuma satu saja, yaitu pragmatisme. Jadi ‘warna’ kepentingan lebih besar ketimbang ‘warna’ ideologisnya,” katanya.***