NasDem Pertimbangkan Usung Anies di Pilpres 2024, Refly Harun Nilai Kedekatan Surya Paloh-JK Bisa Jadi Alasan

- 16 April 2021, 07:17 WIB
Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun. /Instagram @reflyharun

PR DEPOK – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengutarakan pandangannya terkait konstelasi politik tanah air di tahun 2024 mendatang.

Disebutkan, salah satu partai yang berpotensi mendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah NasDem.

Kedekatan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun menjadi alasan.

Baca Juga: Bima Arya Patuhi Kapolda, Yan: Apa Kalimat 'Kau Tak Ikut Perintahku Kubongkar Kasusmu' Ditakuti Kepala Daerah?

Sebagai informasi, JK selama ini juga dikenal memiliki kedekatan dengan sosok Anies Baswedan.

“Masuk akal, kenapa? Dalam persaingan merebut Ketua Umum Partai Golkar di Munas Riau, waktu itu Aburizal Bakrie berhadapan dengan Surya Paloh.”

“Konon, mereka didukung Presiden dan Wakil Presiden. Surya Paloh didukung oleh JK, tetapi Aburizal Bakrie didukung oleh Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Dan akhirnya yang menang adalah Aburizal Bakrie,” tuturnya lagi.

Jadi, menurut penilaiannya, memang ada kedekatan antara Surya Paloh dan JK karena pernah berada di dalam satu ‘perahu’ yang sama.

Baca Juga: Soroti Aksi Lucinta Luna Berenang Dengan Lumba-lumba, Aktivis Satwa: Ini Benar-benar Bodoh, Tak Berpendidikan

Baca Juga: Kecam Aksi Lucinta Luna Dengan Lumba-lumba, Susi: Ketenaran Dapat Membeli Apa Saja, Termasuk Kebodohan

“Kita tahu bahwa Surya Paloh adalah salah satu calon Presiden hasil dari konvensi Partai Golkar, namun kalah dengan Wiranto. Waktu itu calonnya ada Prabowo (Subianto), Surya Paloh, Akbar Tanjung, dan juga Wiranto,” katanya.

Maka dari itu, lanjut dia, bukan tidak mungkin kedua orang tersebut mendukung Anies Baswedan untuk menjadi calon Presiden.

“Tapi jangan lupa juga bahwa kalau digabungkan dengan PKS, maka sesungguhnya masih kurang karena PKS 50 kursi, NasDem 59 kursi (digabungkan) masih 109 kursi,” ucap Refly Harun dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari YouTube Refly Harun.

Padahal, jelas Refly Harun, dibutuhkan minimal 115 kursi kecuali presidential threshold dihilangkan. Namun, ia menilai PDIP tentu tidak ingin hal itu terjadi.

Baca Juga: Bima Arya Akui Diperintah Kapolda tak Cabut Laporan HRS, RH: Kalau Memang Diincar, Seribu Alasan Bisa Dibuat

Baca Juga: Tagihan Utang BLBI Capai Rp110 Triliun Lebih, Mahfud MD: Akan Lebih Baik Datang Sukarela ke Kemenkeu

Baca Juga: Berikut 5 Golongan yang Tak Akan Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta, Segera Penuhi Syaratnya

“Pintu bagi Anies Baswedan untuk menjadi calon dari Partai NasDem kemungkinan besar melalui konvensi Partai NasDem,” kata akademisi itu.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik, meski konstelasi politik dewasa ini mempunyai tone-nya sama.

“Kalau ditanyakan kepada mereka yang tidak suka Anies Baswedan, ‘Anies tidak bisa kerja, hanya bisa berceramah dan lain sebagainya. Dan selalu dibenturkan dengan Gubernur sebelumnya yang dianggap bisa kerja dan lain sebagainya,” ucapnya lagi.

Refly Harun berpendapat bahwa hal yang penting dalam alam demokrasi yakni dibukanya kompetisi secara fair, agar bibit-bibit pemimpin bangsa tidak ‘dipotong’ di awal.

Baca Juga: Bantah Terima Suap Rp25,75 Miliar, Edhy Prabowo: Saya Cuma Bertanggung Jawab Atas yang Terjadi di Kementerian

Baca Juga: Mengaku Sedang Berpuasa, Dua Pengawal Justru Disiksa dan Dipecat oleh Bosnya

“Sehingga tidak bisa berkontestasi dan membuktikan, apakah dia dikehendaki rakyat atau tidak. Jadi walaupun politik itu masih ‘cair’ untuk 2024, one thing for sure, pasti NasDem mempertimbangkan Anies sebagai calon Presiden,” ujarnya menambahkan.

Refly Harun beranggapan, Partai NasDem tidak mungkin mempertimbangkan Ganjar Pranowo sepanjang Gubernur Jawa Tengah itu tidak bisa diambil dari PDIP.

“Bagaimana dengan soal ideologi? One thing for sure, ideologi partai-partai di Indonesia itu cuma satu saja, yaitu pragmatisme. Jadi ‘warna’ kepentingan lebih besar ketimbang ‘warna’ ideologisnya,” katanya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x