Sebut Moral Rezim Bangkrut Buntut Polemik 75 Pegawai KPK, Faisal Basri: Amanat Reformasi Sudah Kandas

- 12 Mei 2021, 10:22 WIB
Ekonom senior, Faisal Basri.*
Ekonom senior, Faisal Basri.* //ANTARA/

PR DEPOK - Ekonom Indonesia, Faisal Basri baru-baru ini menanggapi kabar penonaktifan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

Dengan dinonaktifkannya para pegawai KPK tersebut, Faisal menilai bahwa rezim saat ini telah bangkrut secara moral. 

"Rezim ini secara moral sudah bangkrut," kata Faisal Basri seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @FaisalBasri pada Rabu, 12 Mei 2021.

Baca Juga: Dikabarkan Akan Menikah Usai Lebaran 2021, Ria Ricis: Amin, Mohon Doanya Saja

Cuitan Faisal Basri.
Cuitan Faisal Basri. tangkap layar Twitter @FaisalBasri

Menurutnya, keputusan KPK menonaktifkan para pegawai yang sudah mengabdi dan menangani banyak kasus korupsi itu, menandakan kandasnya amanat reformasi.

Mengingat bahwa cikal bakalnya lembaga KPK berawal di masa reformasi tahun 1999, dengan lahirnya UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN serta UU Nomor 31 Tahun 1999.

Menyikapi kandasnya KPK saat ini, Faisal menyatakan tak ada kata yang pantas diucapkan saat ini selain kata "lawan".

"Amanat reformasi sudah kandas. Hanya ada satu kata: LAWAN!!!," ucapnya.

Baca Juga: PM Malaysia Beri Penghargaan Atas Dedikasi Berantas Korupsi, Novel: Apa Gak Aneh, di Negeri Sendiri Dimusuhi

Cuitan Faisal Basri.
Cuitan Faisal Basri. tangkap layar Twitter @FaisalBasri

Hal itu disampaikan lantaran menurut Faisal, pemerintah akan makin semena-mena apabila rakyat hanya diam. Maka dari itu ia menyerukan seluruh pihak untuk melawan tindak korupsi, kolusi dan nepotisme.

"Jika kita semua, rakyat biasa, diam saja, rezim ini akan kian semena-mena. Ayo kita mulai dari sekarang melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme menggembosi para oligark," ujar Faisal menjelaskan.

Setidaknya terdapat dua hal yang bisa dilakukan, yang diserukan oleh Faisal Basri sebagai upaya perlawanan tersebut.

"1. Jangan beli saham perusahaan yang dikuasai oligark dan sarat dengan praktik KKN. Kalau masih punya saham mereka: jual segera," ungkapnya.

Baca Juga: Singgung Jokowi yang Berupaya Keras Tinggalkan Legacy Fisik, Abdillah: Tak Sadar Karakter Bangsa Lebih Utama

Cuitan Faisal Basri.
Cuitan Faisal Basri. tangkap layar Twitter @FaisalBasri

Kemudian, Faisal menyerukan agar masyarakat memboikot bank-bank dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau non-BUMN, yang membiayai perusahaan oligarki.

"2. Kita boikot bank-bank BUMN maupun non-BUMN yang masih dan akan terus membiayai perusahaan para oligark, terutama perusahaan tambang batu bara yang sangat tidak ramah lingkungan.," tutur Faisal menjelaskan.

Dua hal tersebut juga akan dilakukan oleh Faisal sendiri, dengan dimulai dari menarik semua uang di bank-bank yang ia sebutkan.

Dia menuturkan, dua sikap yang ia serukan itu kemungkinan akan cukup mempersulit hidup.

"Hidup kita mungkin akan lebih susah. Namun, tak ada perjuangan tanpa pengorbanan," katanya.

Baca Juga: Apakah Sah Pelaksanaan Salat Idul Fitri 1442 H Menggunakan Masker dan Jaga Jarak? Berikut Jawabannya

Cuitan Faisal Basri.
Cuitan Faisal Basri. tangkap layar Twitter @FaisalBasri

Faisal menyatakan bahwa setidaknya seruannya bisa dilakukan hingga presiden melakukan sesuatu yang bisa selamatkan lembaga KPK.

"Perlawanan harus kita gencarkan sampai Presiden melakukan tindakan luar biasa menyelamatkan KPK," tegas Faisal.

Lalu dalam pernyataan terakhir, ia mengaku telah benar-benar menarik seluruh saldo di salah satu bank BUMN, dan menyisakan dua bank BUMN lain yang akan segera juga ditarik sebentar lagi.

Baca Juga: Serukan Pemimpin Dunia Hentikan Serangan Israel, Moh Salah: Sudah Cukup! Hentikan Kekerasan dan Pembunuhan

Cuitan Faisal Basri.
Cuitan Faisal Basri. tangkap layar Twitter @FaisalBasri

Diketahui sebelumnya, lembaga KPK telah resmi menonaktifkan 75 pegawainya dari jabatan mereka lantaran tak lolos tes wawasan kebangsaan.

Sebanyak 75 pegawai yang tak lolos itu diketahui merupakan pegawai KPK yang berintegritas dan telah menangani banyak kasus korupsi besar di Indonesia.

Bahkan penyidik senior KPK, Novel Baswedan menyatakan sebagian dari 75 pegawai itu saat ini tengah menangani kasus-kasus besar.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Twitter @FaisalBasri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x