Nilai Penanganan Covid-19 di Indonesia Relatif Bagus, Menag Yaqut Heran WNI Belum Diizinkan Masuk Arab Saudi

- 2 Juni 2021, 16:01 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (dua dari kanan) dalam Raker dengan Komisi VIII DPR RI terkait tindak lanjut persiapan penyelanggaraan Ibadah Haji 1442 H.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (dua dari kanan) dalam Raker dengan Komisi VIII DPR RI terkait tindak lanjut persiapan penyelanggaraan Ibadah Haji 1442 H. /Instagram @gusyaqut

PR DEPOK – Mengenai pemberangkatan Haji dan Umrah, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengaku masih belum memahami mengenai alasan negara Indonesia belum juga mendapatkan izin masuk oleh Saudi.

Padahal, menurutnya, terkait penanganan pandemi Covid-19 yang menjadi isu penting saat ini, Indonesia relatif bagus.

Tak hanya itu, Menag juga belum mengetahui kriteria yang digunakan Saudi untuk dapat masuk ke wilayahnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Bentuk Wajah Dapat Mengungkapkan Kepribadian Seseorang

“Penanganan Covid saya kira menjadi isu penting. Penanganan Covid di Indonesia termasuk relatif bagus. Saya belum tahu mengapa warga Indonesia masih belum diizinkan masuk ke Saudi,” katanya yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman resmi Kemenag pada Rabu, 2 Mei 2021.

Menurut Menag, jumlah kasus Covid-19 yang ada di Indonesia masih terbilang lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah negara lain yang diizinkan masuk.

Bahkan, kata dia, Amerika Serikat yang masuk ke dalam 11 negara yang diizinkan Saudi merupakan salah satu negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia.

Baca Juga: Ratusan Pegawai KPK Minta Pelantikan ASN Ditunda, Pakar Hukum NIlai Bisa Ganggu Ritme Penyidikan

“Kalau diurutkan, USA tertinggi jumlah kasus Covid-19 di dunia. Perancis di urutan ke 8, Italia urutan 9, Jerman urutan 17, sementara Indonesia di urutan 19 jumlah kasus Covid-nya,” ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas.

“Jadi saya belum tahu kriteria yang digunakan Saudi,” tuturnya menambahkan.

Sementara itu, berdasarkan simulasi Tim Mitigasi Haji Kemenag, tenggat waktu untuk persiapan penyelenggaraan haji telah melewati batas.

“Berdasarkan simulasi yang kita lakukan, jika jemaah diberangkatkan sebanyak 5 persen saja, maka kita semestinya sudah mendapatkan kepastian kuota pada 25 Mei 2021, itu sudah lewat. Bahkan, jika Jemaah diberangkatkan hanya 1,8 persen, harusnya kepastian kuota tanggal 28 Mei 2021. Sudah lewat juga,” kata pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu.

Baca Juga: Prabowo Berencana Beli Alutsista Capai 1,750 T, Saiful Mujani: Ironis! Kritik Pemerintah Sebelum Jadi Menhan

Menurut Menag Yaqut, adanya hal ini berdampak pada penyiapan pelayanan haji oleh pemerintah Indonesia.

“Berbagai persiapan di dalam negeri, meskipun sudah sejak beberapa waktu lalu kami siapkan, namun belum bisa sepenuhnya difinalisasi,” katanya.

Terkait hal itu, saat memipin rapat kerja bersama Menteri Agama, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menilai apabila tahun ini pemberangkatan jemaah haji terpaksa harus kembali batal seperti halnya tahun lalu, maka menurutnya ini bukanlah menjadi kesalahan pemerintah Indonesia.

“Sepertinya jemaah haji belum tentu berangkat di tahun ini. Saya kira bila ini terjadi pembatalan pemberangkatan ini kesalahan bukan di Indonesia, jika Saudi menutup akses bagi jemaah haji di luar 11 negara,” kata Yandri.

Baca Juga: Demi Makan Buah Ceri Langsung dari Pohonnya di Turki, Ashanty Rela Naik Tangga

Untuk diketahui, sebelumnya otoritas penerbangan Saudi telah memberikan izin masuk untuk 11 negara, di antaranya Amerika Serikat, Italia, Inggris, Irlandia, Jepang, Jerman, Perancis, Portugal, Swedia, Swiss, dan Uni Emirat Arab.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x