Luhut Panjaitan Sebut OTT KPK tak Bikin Kapok, Said Didu: Apalagi Tidak Dilakukan, Semua Akan Kongkalingkong

14 April 2021, 12:00 WIB
Mantan pejabat Kementerian BUMN Muhammad Said Didu.i /Antara/Dewanti Lestari/ANTARA/Dewanti Lestari

PR DEPOK – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata tidak membuat orang kapok.

"Maaf kalau saya bicara agar terbuka, OTT juga menurut saya buahnya tidak seperti yang kita harapkan, (apa) orang jadi kapok? Tidak juga, pencegahan ini yang menurut hemat saya yang perlu KPK dari awal selalu kedepankan," kata Luhut seperti dikutip dari Antara.

Pernyataan Luhut itu pun kemudian dikomentari oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu pada Rabu, 14 April 2021.

Baca Juga: Said Didu Bantah Perbadingan KPK Soal Jumlah Koruptor: Seekor Harimau Tetap Bahaya Dalam Jutaan Ekor Kambing

Baca Juga: Irma Suryani Klaim Polemik PT Pelni Hoaks dan Fitnah: BUMN tak Pernah Larang Pengajian, Jangan Digoreng!

Menurut Said Didu, jika OTT tidak dilakukan juga pasti akan berdampak lebih buruk, yakni semua yang terlibat dugaan korupsi akan bekerjasama agar lolos dari KPK.

Apalagi kalau tdk dilakukan OTT maka semua akan kongkalikong,” ujar Said Didu seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @msaid_didu.

Cuitan Said Didu yang respons pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan. Tangkapan layar Twitter/@msaid_didu.

Lebih lanjut, Luhut juga menyampaikan kepada siapa pun jangan membiarkan orang terjerumus melakukin korupsi kalau masih bisa diingatkan.

Baca Juga: Publik Sebut di Era Jokowi Perpecahan Makin Nyata, Fadli Zon: Berawal dari Pilkada DKI

Baca Juga: Nicho Silalahi Sebut Jokowi Mending Bubarkan KPK daripada Kemenristek: Sebab Ada SP3 dan 'Kecolongan' Barbuk

Baca Juga: Tergiur Beli Rumah Murah Seharga Mulai Rp4,5 Juta, Sejumlah Warga Kecewa karena Rumahnya Harus Dibongkar

Baca Juga: Tertawakan Cerita Arie Untung Soal Raja Salman Bawa Eskalator karena Takut Riba, Priyo: Ini Ngarang Bin Ngawur

“Pengalaman saya sekarang hampir 7 tahun di kabinet ini, saya lihat memang pencegahan ini baru akhir-akhir ini semakin baik dan itu menurut saya hal ini sangat penting, tidak sekedar OTT," ucap Luhut.

Selain itu menurutnya, banyaknya kasus korupsi di Indonesia juga karena ada kesalahan pemerintah.

"Misalnya kemarin saya lihat proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung banyak yang bisa bisa kita hemat sebenarnya kalau dari perencanaan sudah KPK ikut terlibat," ungkap Luhut.

Kemudian, ia memberikan contoh lain, yaitu pada upaya perbaikan sistem di Pelabuhan Batam menggunakan "National Single Window".

Baca Juga: Jokowi Teken Keppres No. 7-2021, Cuti Bersama ASN 2021 Diputuskan Hanya Dua Hari

Baca Juga: Sebut Jokowi Tak Berwenang Hapus atau Bentuk Kementerian Baru, Ali Syarief: Itu Artinya Pelanggaran UU!

Baca Juga: Ingin Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta? Segera Siapkan KTP Lalu Datang ke Kantor Ini

Baca Juga: Usul Mendikbud Di-Reshuffle, Ferdinand Hutahaean: Nadiem di Langit, Pendidikan Kita di Bumi, Tidak Nyambung!

"Cost pelabuhan kita 23 persen sekian, sedangkan di pelabuhan lain 13 persen sekian, jadi inefisiensi kita lebih dari 10 persen, nah sekarang dengan digitalisasi (dapat dikurangi), ini semua peran kita, termasuk dengan KPK," tambahnya.

Terakhir, Luhut menyebut bahwa KPK adalah lembaga yang super sakti.

"KPK ini super sakti, jadi sebenarnya kalau KPK bisa memainkan peran dengan pas, pencegahannya akan banyak, akan bisa menurunkan korupsi, tapi kalau hanya sekadar penindakan terus tanpa pencegahan saya pikir juga tidak akan arif."

"Sekarang saya lihat pimpinan KPK banyak mendorong pencegahan dan saya sangat apresiasi tentang itu," ujar Luhut secara jelas.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @msaid_didu

Tags

Terkini

Terpopuler