PR DEPOK – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata tidak membuat orang kapok.
"Maaf kalau saya bicara agar terbuka, OTT juga menurut saya buahnya tidak seperti yang kita harapkan, (apa) orang jadi kapok? Tidak juga, pencegahan ini yang menurut hemat saya yang perlu KPK dari awal selalu kedepankan," kata Luhut seperti dikutip dari Antara.
Pernyataan Luhut itu pun kemudian dikomentari oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu pada Rabu, 14 April 2021.
Menurut Said Didu, jika OTT tidak dilakukan juga pasti akan berdampak lebih buruk, yakni semua yang terlibat dugaan korupsi akan bekerjasama agar lolos dari KPK.
“Apalagi kalau tdk dilakukan OTT maka semua akan kongkalikong,” ujar Said Didu seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @msaid_didu.
Lebih lanjut, Luhut juga menyampaikan kepada siapa pun jangan membiarkan orang terjerumus melakukin korupsi kalau masih bisa diingatkan.
Baca Juga: Publik Sebut di Era Jokowi Perpecahan Makin Nyata, Fadli Zon: Berawal dari Pilkada DKI
“Pengalaman saya sekarang hampir 7 tahun di kabinet ini, saya lihat memang pencegahan ini baru akhir-akhir ini semakin baik dan itu menurut saya hal ini sangat penting, tidak sekedar OTT," ucap Luhut.
Selain itu menurutnya, banyaknya kasus korupsi di Indonesia juga karena ada kesalahan pemerintah.
"Misalnya kemarin saya lihat proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung banyak yang bisa bisa kita hemat sebenarnya kalau dari perencanaan sudah KPK ikut terlibat," ungkap Luhut.
Kemudian, ia memberikan contoh lain, yaitu pada upaya perbaikan sistem di Pelabuhan Batam menggunakan "National Single Window".
Baca Juga: Jokowi Teken Keppres No. 7-2021, Cuti Bersama ASN 2021 Diputuskan Hanya Dua Hari
Baca Juga: Ingin Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta? Segera Siapkan KTP Lalu Datang ke Kantor Ini
"Cost pelabuhan kita 23 persen sekian, sedangkan di pelabuhan lain 13 persen sekian, jadi inefisiensi kita lebih dari 10 persen, nah sekarang dengan digitalisasi (dapat dikurangi), ini semua peran kita, termasuk dengan KPK," tambahnya.
Terakhir, Luhut menyebut bahwa KPK adalah lembaga yang super sakti.
"KPK ini super sakti, jadi sebenarnya kalau KPK bisa memainkan peran dengan pas, pencegahannya akan banyak, akan bisa menurunkan korupsi, tapi kalau hanya sekadar penindakan terus tanpa pencegahan saya pikir juga tidak akan arif."
"Sekarang saya lihat pimpinan KPK banyak mendorong pencegahan dan saya sangat apresiasi tentang itu," ujar Luhut secara jelas.***