Farah menuturkan dengan cara membaca ancaman yang tepat dan komprehensif, maka kebutuhan alutsista akan diketahui mana saja yang perlu dan mana yang mendesak.
"Pertimbangan ini semata-mata sebagai bentuk proporsionalitas anggaran dan penentuan skala prioritas yang lebih seimbang," ujar Farah Puteri, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Adapun yang menjadi pertimbangan kedua, yaitu menurutnya, saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19.
Penanganan Covid-19 di Indonesia kini menjadi prioritas utama pemerintah agar ekonomi dapat kembali pulih.
Farah mengatakan bahwa upaya menjaga ketahanan ekonomi masyarakat kini lebih urgen dan mendesak untuk dilakukan.
Meskipun begitu, soal visi strategis penguatan pertahanan militer tak pernah berusaha untuk dikurangi.
Baca Juga: Antonio Conte Siap Kembali Menduduki Kursi Kepelatihan di Ibu Kota Inggris
Lalu, adapun pertimbangan ketiga, karena besaran anggaran tersebut dikhawatirkan akan berisiko membuat utang Indonesia bertambah besar.
"Apalagi periode Maret 2021 Utang Berjalan Pemerintah RI sudah mencapai Rp6.445,07 triliun. Jadi, seharusnya setiap pembiayaan negara perlu dihitung konsekuensi logis dan rasionalisasi penggunaannya," kata Farah Puteri.***