Donetsk Siap Hukum Mati Tentara Bayaran yang Berjuang untuk Ukraina Melawan Rusia

14 Juli 2022, 13:45 WIB
Mahkamah Agung Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, menunjukkan warga Inggris Aiden Aslin, Shaun Pinner dan Maroko Brahim Saadoun ditangkap oleh pasukan Rusia selama konflik militer di Ukraina. Ketiga tentara bayaran rencananya akan menerima hukuman mati. /REUTERS

PR DEPOK - Otoritas Republik Rakyat Donetsk telah menyiapkan tempat eksekusi bagi para pejuang asing yang terjerat hukuman mati karena terlibat dalam perang Ukraina-Rusia.

Layanan eksekutif Republik Rakyat Donetsk (DPR) siap untuk melaksanakan hukuman mati tiga tentara bayaran asing.

Pemimpin DPR Donetsk Denis Pushilin mengatakan kepada kantor berita Ukraina bahwa pihaknya sudah menyiapkan tempat eksekusi mati bagi ketiga tentara bayaran tersebut.

Baca Juga: Tingkat Pengangguran di Australia Turun ke Level Terendah, Terakhir Terjadi di Tahun 1974

"Pejabat eksekutif DPR telah menyiapkan tempat untuk melaksanakan hukuman mati tentara bayaran asing," kata Denis Pushilin seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Sebelumnya pada hari Rabu, Pushilin mengatakan undang-undang Republik Donetsk tidak menentukan tanggal tetap untuk melaksanakan hukuman mati ini.

Maka dari itu, layanan eksekutif Donetsk akan bertindak sesuai dengan keputusan internalnya.

Baca Juga: Mengenal Natto, Makanan Populer Khas Jepang yang Viral Meski Beraroma Tak Sedap Tapi Punya Banyak Nutrisi

Terkait hal ini, Pushilin mengatakan bahwa eksekusi mati biasanya tidak umum dan informasi tentang terpidana pun tidak diungkapkan.

Dalam kasus ketiga tentara bayaran itu, ketiga terpidana akan dieksekusi oleh regu tembak jika banding mereka tidak berhasil.

Sebagai informasi, tiga orang yang berjuang untuk Ukraina telah ditangkap di Donbass dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agung republik pada tanggal 9 Juni sebagai tentara bayaran.

Baca Juga: Sinopsis Film Korea 2037 yang Viral di TikTok, Kisah Narapidana Wanita Usia 19 Tahun yang Bermimpi Jadi PNS

Ketiga tentara bayaran itu dinyatakan mengambil bagian dalam agresi bersenjata Ukraina dan mencoba untuk menggulingkan pemerintah setempat.

Sesuai informasi yang dihimpun, ketiga tentara bayaran yang akan dihukum mati berasal dari dua negara.

Tercatat ada dua warga Inggris dan satu warga Maroko yang sejauh ini telah mengajukan banding.

Sebelumnya, Menteri Kehakiman DPR Yury Sirovatenko mengatakan pada 12 Juli bahwa pengadilan dapat memutuskan banding tentara bayaran pada akhir bulan.

Baca Juga: Partai 5 Star Movement Tolak Ikut Bagian Mosi Tidak Percaya pada Parlemen, Pemerintahan Italia Terancam Bubar?

Banding terakhir diajukan pada 4 Juli untuk warga Inggris Aiden Aslin. Maka dari itu, DPR sempat mencabut moratorium hukuman mati pada 12 Juli lalu.

Para pejuang dikabarkan ditangkap oleh pasukan Rusia beberapa waktu lalu.

Ketiga tentara bayaran yang berasal dari Inggris dan Maroko itu menyerah kepada pasukan Rusia dan DPR dekat Mariupol, kota pelabuhan yang diklaim DPR sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Baca Juga: Pemprov DKI Batal Pisahkan Tempat Duduk Wanita dan Pria di Angkot, Ahmad Riza Patria Ungkap Alasannya

Sejauh ini Inggris masih mengupayakan beberapa hal untuk warga negaranya yang dipidana akibat terlibat perang Ukraina-Rusia.

London menuntut agar warganya diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah Konvensi Jenewa.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler