Menyerupai Sariawan, Prof Zubairi Djoerban Jelaskan Perbedaan Gejala Baru Covid-19 dan Sariawan Biasa

31 Januari 2021, 15:44 WIB
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban. /Twitter @ProfesorZubairi/

PR DEPOK - Genap satu tahun, pandemi Covid-19 hingga kini masih menyerang dunia. 

Berbagai gejala muncul menandakan terinfeksinya tubuh oleh virus corona ini. 
 
Usai gejala yang berkaitan dengan pernapasan muncul dan dialami banyak orang, baru-baru ini dikabarkan terdeteksi gejala baru dari Covid-19.
 
Baca Juga: Alat Screening GeNose Akan Jadi Syarat Perjalanan di RI, Mulai Dipasang di Stasiun Senen dan Tugu Yogyakarta
 
Selain demam, pilek, dan batuk, gejala seperti sariawan atau covid tongue juga dikabarkan menjadi ciri terinfeksinya tubuh oleh virus corona. 
 
Informasi tersebut disampaikan oleh Tim Spector, seorang Profesor Epidemiologi di King College London. 
 
Spector mengungkapkan, terdapat banyak pasien Covid-19 yang mengalami gangguan di mulut atau lidah semacam sariawan.
 
Baca Juga: Kompolnas Nilai Langkah Tim Advokat Laporkan Kematian Laskar FPI ke ICC Tidak Tepat karena Alasan Berikut
 
Menanggapi berita yang beredar tersebut, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD menyampaikan penjelasannya
 
Zuibairi melalui akun Instagramnya meyampaikan bahwa gejala seperti sariawan yang diberitakan itu hanya terjadi pada sedikit pasien Covid-19. 
 
Bahkan menurutnya hanya sekitar 6 hingga 7 persen. Sedangkan, gejala pada mulut bagi pasien Covid-19 itu sekitar 20-25 persen.
 
Baca Juga: GeNose C-19, Alat Deteksi Covid-19 Produk UGM Akan Segera Dipasang di Stasiun dan Terminal
 

"Gejala sariawan ditemukan pada sedikit pasien Covid-19, sekitar 6-7 persen. Secara umum, gejala pada mulut bagi pasien itu sebanyak 20-25 persen," kata Zubairi seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com pada Minggu, 31 Januari 2021.

Kemudian, Zuibairi menjelaskan perbedaan antara sariawan biasa dengan sariawan gejala Covid-19. 
 
Menurutnya, Sariawan yang berasal dari virus corona akan disertai dengan gejala lain seperti panas yang tinggi, diare, kehilangan penciuman dan konjungtivitis, dan lainnya. 
 
Baca Juga: MK Tolak Gugatan Ambang Batas Presiden, RR: Praktiknya MK Bukan Mahkamah Konstitusi, Tapi Mahkamah Kekuasaan
 
"Yang jelas, jangan langsung menduga jika sariawan itu pasti Covid-19. Anda bisa menduga bahwa itu Covid-19 kalau sariawannya disertai panas tinggi, batuk kering, diare, kehilangan penciuman dan konjungtivitis," ucapnya menjelaskan.
 
Menurutnya, jika hanya keluhan sariawan saja, banyak sekali kemungkinan yang terjadi seperti tergigit, kekurangan vitamin C, dan bukan hanya karena Covid-19. 
 
"Kalau cuma sariawan yang dikeluhkan, kemungkinannya banyak banget. Pasien lupus pun sering sariawan. Demikian pula orang yang terlalu lama minum antibiotik, orang dengan HIV/AIDS, tergigit saat makan, kekurangan vitamin C, dan penyebab sariawan lainnya," ujar Zubairi menambahkan. 
 
Baca Juga: Meriahkan Perayaan Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke-95, PDI Perjuangan Hadirkan Megawati dan Gus Miftah
 
Lebih lanjutnya, ia mengungkapkan gejala Covid-19 yang lebih serius dan sering terjadi. 
 
Menurutnya gejala yang serius dari virus ini adalah demam tinggi hingga mencapai 37.5 derajat, batuk kering, dan kelelahan yang terus menerus terasa. 
 
"Yang paling sering muncul adalah gejala demam yang panasnya lebih dari 37.5 derajat. Yang kedua adalah batuk kering. Kemudian yang ketiga adalah rasa lelah yang tak berkesudahan," katanya.
 
Baca Juga: Marco Panari Meninggal Dunia, Pesinetron Ini Wafat di Usia 23 Tahun
 
Terakhir ia melanjutkan gejala serius lainnya yang terjadi apabila terinfeksi Covid-19 seperti sesak napas, rasa nyeri dada, tidak bisa bicara dan lainnya. 
 
"Dus, gejala serius yang paling sering ditemui adalah gejala sesak napas, rasa nyeri dada, rasa tertekan di dada, enggak bisa bicara, bangun dari tidur susah atau bahkan duduk saja sukar," ucap Zubairi menutup penjelasannya.***
Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler